CIANJUR,
[PCTA-CyberNews] – Kehadiran organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia
Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan atau lazim disebut dengan
PCTA Indonesia di desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur sangat mendapat
respon positif dari pemerintahan desa setempat. PCTA Indonesia memberikan trauma healing sebagai upaya penanganan
psikologis khusus bagi anak-anak yang berusia 3-10 tahun. Lokasi acara digelar di
halaman sekolah SD Negeri Talaga 2 pada hari Jumat, 13 Januari 2023.
Kegiatan trauma healing diawali dengan seremonial
singkat dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, pembacaan doa, hening
cipta, pembacaan Sumpah Jati Diri Bangsa, dan sambutan Ketua Panitia, Benny J.
Silaban, sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah PCTA Indonesia Provinsi Jawa
Barat. Alokasi waktu acara dimulai pukul 07.00 wib dan selesai sebelum pukul
11.00 wib, untuk mengantisipasi kejenuhan anak-anak dan persiapan jelang waktu
sholat Jumat. Acara seremonial diakhiri dengan penyerahan cindera mata sebagai
memorabilia berupa t-shirt dan plakat PCTA Indonesia, serta buku Jati Diri
Bangsa yang berisikan buah-buah pemikiran Kyai Muchtar Mu’thi, seorang tokoh
pembaharu wawasan kebangsaan. Cindera
mata diserahkan oleh Ketua Umum PCTA Indonesia, I Dewa Nyoman S. Hartana,
sekaligus mewakili Dewan Pimpinan Pusat PCTA Indonesia kepada AKP Martha,
Wakapolsek Cugenang, mewakili Kapolsek yang berhalangan hadir.
Program PCTA
Indonesia yang bekerja sama dengan Opshid dan didukung Sehat Tentrem disambut
sangat antusias dan meriah. Data peserta anak-anak yang diterima dari 5 Ketua
RT desa Cirumput sebanyak 300 orang, ternyata di luar dugaan peserta yang hadir
mencapai ± 500 orang. Bingkisan 300 goody
bag yang disiapkan diperhitungkan kurang, sehingga panitia mengambil kebijakan,
satu goody bag berbagi untuk dua
orang anak, seperti tema acara trauma
healing ini diberi judul “Berbagi
Ceria Untuk Adik-Adik Desa Cirumput…”.
Acara trauma healing dibagi tiga tahap dengan konsep
experiential learning seperti
bermain, bercerita, bernyanyi, mewarnai. Pertama ice breaking oleh Kak Resha mengusung pesan edukatif organisasi
PCTA Indonesia, bertujuan untuk mengkondisikan agar anak-anak selalu ingat akan
cinta tanah air dengan yel-yel, Siapa Kita ? Anak Indonesia. Anak Indonesia?
Cinta Tanah Air, secara bergantian
dengan Kak Budi diselingi gerak dan lagu. Tahap kedua story telling dan mewarnai dengan objek lingkungan, alam sekitar
desa. Tahap ketiga adalah afirmasi atau penguatan oleh Kak Ayu untuk memberikan
pesan kuat bagi anak-anak dengan harapan mereka lebih percaya diri dan lepas
dari belenggu trauma gempa sekaligus memberi pembelajaran, agar senantiasa
menjaga kebersihan lingkungan dan alam sebagai wujud rasa cinta tanah air.
Pada kegiatan yang
sama di lokasi yang berbeda, Opshid menurunkan para terapis untuk memberikan
penyembuhan bagi para orangtua anak-anak peserta yang mengalami gangguan
kesehatan, jumlahnya juga di luar dugaan tim terapis Opshid. Testimoni para
pasien yang berhasil digali tim terapis, secara umum menyatakan sangat terbantu
dan bermanfaat atas kesembuhan yang dirasakan.
Seluruh rangkaian acara berjalan baik dan lancar
serta sarat kemeriahan. Ketua Umum PCTA Indonesia yang langsung melihat
kegiatan mengatakan,”Sukses luar biasa, sekalipun di sana sini masih ada
kekurangan, tapi bagi saya kegiatan ini sangat berhasil.” Ungkap beliau pasca
kegiatan selesai sesuai perkiraan waktu yang direncanakan. (BJS-140123).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!