DPP Organisasi PCTA Indonesia  Gelar Hardiknas Demi  NKRI

DPP Organisasi PCTA Indonesia Gelar Hardiknas Demi NKRI

Hari Pendidikan Nasional yang kali ini jatuh bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri pada 2 Mei 2022 nampaknya tidak membuat surut semangat kebangsaan masyarakat Indonesia untuk tetap menyelenggarakan tasyakuran Hari Pendidikan Nasional.

Seperti agenda kegiatan yang akan diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan DPP Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan.

“Insya Alloh DPP PCTA Indonesia melalui Departemen Pendidikan akan tetap melaksanakan tasyakuran Hari Pendidikan Nasional nanti pada tanggal, 02 Mei 2022. Meski bertepatan dengan Hari Raya  Idul Fitri. Akan lebih baik kalau kita tetap melaksanakan,”  urai  Drs. Ismu Syamsuddin selaku Sekjen Organisasi DPP PCTA Indonesia.

Rencananya Tasyakuran Har Dik Nas ini terpusat akan kita selenggarakan dengan kesederhanaan melalui aktivitas Selamatan, Santunan Anak Yatim dan Doa bersama, bekerjasama dengan  Situs  Ndalem Persada Soekarno Kediri.

 “Doa ini kita tujukan untuk  G-20 di Bali.  Semoga pelaksanaan G-20 berlangsung lancar, selamat dan sukses serta menghasilkan keputusan yang baik untuk bangsa, NKRI dan perdamaian dunia,” kata Lukito Sudiarto Sekretaris Panitia Hardiknas.

Perhelatan G-20 di Bali bagi PCTA Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia Kushartono  mengatakan harus dipersiapkan dan dipertimbangkan dengan matang.

“Kita tahu saat ini sedang terjadi perang   Rusia dan Ukraina. Pihak Amerika mengancam tidak hadir pada G-20 jika ada   Rusia.  Sampai Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan  tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan G-20 bila diikuti Rusia. Demikian berita beredar dimedia,” ucap Kushartono sebagai Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia.

Amerika Serikat menyatakan menolak tegas rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia.

Persoalannya akankah Indonesia mampu 'mendamaikan' dua raksasa yang sedang bersitegang itu, dan jangan sampai sebaliknya.

“Jika Indonesia ingin menjadi juru damai maka Indonesia harus mempunyai power lebih besar daripada dua raksasa itu,” ujarnya

Apa power terbesar kita? Kekayaan sumber daya alam diperebutkan dunia? Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia? Letak geografi yang setrategis? Posisi astronomis yang ideal? Bonus demografi dunia  2024?  Gotong royong dan ke-Bhineka Tunggal Ika-an kita? ataukah Kekuatan dan ketangguhan rakyat Indonesia?

“Semua  bisa menjadi sumber kekuatan tapi menurut para pendahulu sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 bahwa kekuatan terbesar bangsa yang berjiwa Pancasila ada pada "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur", terang Pria yang juga Ketua Harian Situs Ndalem Pojok ini.

Dikatakan, dalam alam pikiran pendidikan modern menginsyafi akan adanya "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa" sebagai kekuatan terbesar bangsa Indonesia tidaklah mudah. Disinilah  pentingnya diperlukan pendidikan.

 

"Jadi inti pesan moral yang ingin kita sampaikan pada HARI PENDIDIKAN NASIONAL ini adalah JAS MERAH, jangan melupakan sejarah, ayo kembali ke Jati Diri Bangsa Indonesia. Mari kita didik diri kita, anak-anak kita generasi bangsa ini untuk sadar dan yakin adanya kekuatan maha besar bangsa Indonesia yakni Kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.  Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” pungkas Kushartono.