Situs Dukcapil Bangka Diretas: Ketika Luka Hati Menjadi Pesan di Dunia Maya

Situs Dukcapil Bangka Diretas: Ketika Luka Hati Menjadi Pesan di Dunia Maya

Situs resmi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Bangka dengan alamat https://dukcapil.bangka.go.id/, pada Selasa (22/10) dini hari, mendadak berubah total.
Tampilan halaman depan situs yang seharusnya berisi layanan kependudukan kini digantikan latar hitam dengan tulisan tegas “Hacked By AstarGanz” dan kalimat besar “AKU – VS – KELUARGAMU”.

 
“Tangkapan layar situs Dukcapil Bangka yang diretas pada Selasa (22/10) dini hari, menampilkan pesan bertema kegalauan cinta.”


Tindakan peretasan ini langsung menarik perhatian publik dan komunitas keamanan siber. Namun yang membuat publik terkejut bukanlah aksi teknisnya, melainkan isi pesan yang menyentuh — sebuah curhatan pribadi yang penuh emosi dan kejujuran.

Dalam pesan yang tertulis di laman tersebut, sang peretas menceritakan kisah cintanya yang kandas karena tidak mendapatkan restu keluarga kekasihnya.

“Awalnya ane sempat ribut sama pacar ane gara-gara isu dia VC sama temen ane. Gara-gara itu, sekarang hubungan ane nggak direstui sama orang tuanya.”

Lebih lanjut, ia menulis kalimat reflektif yang terdengar seperti pelajaran dari luka:

“Sekali kepercayaan rusak, semuanya jadi susah. Kadang bukan soal siapa yang salah, tapi siapa yang tetap bertahan walau disalahpahami.”

Pesan itu menimbulkan banyak reaksi dari warganet. Beberapa merasa iba, sebagian menilai tindakannya berlebihan, namun banyak pula yang menganggapnya sebagai bentuk “curhat digital” yang unik.
Bagi sebagian orang, AstarGanz mungkin hanyalah peretas — tapi bagi dirinya, dunia maya tampaknya menjadi satu-satunya tempat untuk didengar.

Yang menarik, di akhir pesannya ia menuliskan permintaan maaf kepada pengelola situs:

“Maaf banget ya admin web ini, terpaksa ente harus baca curhatan ane sedikit :)”

Kalimat ini menunjukkan sisi manusiawi di balik aksi yang sebenarnya ilegal. Ia tahu perbuatannya salah, tapi juga tak punya cara lain untuk menyalurkan perasaan. Dunia digital pun jadi ruang alternatif untuk meluapkan emosi.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa dunia siber tidak hanya berisi tentang data dan sistem, tetapi juga kisah manusia di baliknya.
Sang hacker, dengan segala kemampuannya, justru memilih menulis kisah patah hati di situs pemerintah — bukan untuk merusak, melainkan untuk meluapkan perasaan yang tak tersampaikan.

Sampai berita ini ditulis, situs dukcapil.bangka.go.id masih dalam tahap pemulihan. Belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah mengenai penyelidikan lebih lanjut.
Namun peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di era digital, bahkan perasaan paling pribadi pun bisa tersampaikan melalui ruang publik — meski lewat cara yang tak biasa.

Kalimat “AKU – VS – KELUARGAMU” kini menjadi simbol dari kisah ini: bukan sekadar judul laman deface, tapi potret nyata seseorang yang berjuang melawan restu, omongan orang, dan akhirnya — dirinya sendiri.