Doakan Indonesia  menjadi Imam Perdamaian Dunia

Doakan Indonesia menjadi Imam Perdamaian Dunia

Bhineka Tunggal Ika, perbedaan adalah kekuatan dan bukanlah  kelemahan.

Keyakinan inilah yang mendorong DPP  Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan memprakarsai   tokoh lintas agama dan keyakinan dari berbagai komunitas mengadakan doa bersama dengan tema Kebangkitan Spiritual Songsong Indonesia Imam Perdamaian Dunia. Sukseskan  G-20 dan Pemilu 2024 dengan Doa Lintas  Agama dan Keyakinan" yang akan digelar 19-20 Mei 2022  di Situs rumah masa kecil Presiden RI Pertama Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri.


"Acara ini kita selenggarakan dalam rangka mensyukuri Hari Kebangkitan Nasional Ke-114.  Ini adalah sebuah momentum, waktunya kita bangkit bersama-sama untuk Indonesia Raya," ungkap Lukito Sudiarto selaku panitia pelaksana pada sesi wawancara hari Selasa,  17 Mei 2022.

Tokoh lintas agama yang akan hadir khususnya dari Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. Akan hadir juga para sesepuh, para spiritual, budayawan, indigo dari berbagai daerah.

“Titik acara sengaja kita selenggarakan di bumi Kediri karena memang Kediri ini cocok untuk mengawali sesuatu yang baik, karena Kediri adalah  bumi kawitan,” tambah Lukito.


Bagi orang yang beriman berdoa adalah sebuah kewajiban.

“Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita akan berdoa  sesuai agama dan keyakinan  masing-masing, mendoakan agar G-20 dan Pemilu 2024 berjalan selamat dan sukses. Karena kita yakin suksesnya G-20 dan Pemilu 2024 akan menghantarkan Indonesia menjadi imam perdamaian dunia,” kata I Dewa Nyoman S Hartana, selaku Ketua Umum DPP Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia pada selasa 17 Mei 2022

Sementara tuan rumah, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno mengatakan,  sejak NKRI berdiri tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah menyepakati konsensus dan final bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini bukan hanya menjadi persoalan individu, bukan hanya persoalan bangsa tapi sudah disepakati menjadi dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila. 

"Bahkan diperkuat didalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 1 dengan disebutkan “Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa," 

Lebih detail disampaikan, didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak hanya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tapi juga percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Tuhan Yang Maha Berkat dan Rahmat. Bukan juga percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa Maha Berkat dan Maha Rahmat, tapi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa, Maha Berkat, Maha Maha Rahmat itu juga Tuhan Yang Maha Kuasa.

Singkat kata, berdasarkan UUD 1945 ini bahwa disetiap gerak langkah, bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh meninggalkan peran Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Berkat dan Maha Rahmat, juga Tuhan Yang Maha Kuasa. 


Seperti di ketuhui Indonesia bakal menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Bali pada November 2022 mendatang. Namun agenda ini bertepatan terjadi perang antara Rusia dan Ukraina.

Tentunya tampuk Presiden saat KTT G-20 ditangan Indonesia ini adalah menjadi sebuah kesempatan emas.

“Jika sukses Indonesia insya Alloh Indonesia bisa menjadi imam perdamaian dunia, tapi jika tidak hati-hati Indonesia bisa terjerumus dalam jurang pertikaian dua raksasa besar yang akan membawa perpecahan bangsa dan kehancuran negeri. Tapi kita haqqul yakin insya Alloh Indonesia sukses,” pungkas Sekjen DPP Drs. Ismu Syamsuddin bersemangat.*